About Me

header ads

Upaya Edukasi Literasi Keris, Pemerti Budaya dan Pendemen Tosan Aji Blora Gelar Sarasehan Benda Pusaka


Pemerti Budaya dan Pendemen  Tosan Aji Kabupaten Blora menggelar silahturahmi dan sarasehan tentang Benda Pusaka yang dilaksanakan di Galeri Tosan Aji  Jalan Ciliwung 7 Blora Rabu (22 /2/202)

Kegiatan tersebut menghadirikan narasumber Ki Pramono Pinunggul, Ketua  Lingkar Kajian Keris dari jogjakarta, selain itu juga Ketua Mahameru Kabupaten Blora. 

Ketua Paguyuban Tosan Aji Kuntul Ngantuk, Muhamad Habibi mengatakan, kegiatan Sarasehan ini digelar setelah selama pandemi covid-19  tidak ada aktifitas.

Dikatakan oleh Muhammad Habibi, selain untuk  menjalin silahturahmi, sarasehan jadi wahana untuk diskusi tentang  babagan perkembangan perkerisan, khusus di Kabupaten Blora.

“Merawat peninggalan leluhur, dan menghormati budaya leluhur, serta ajang  tukar kawruh hal pekerisan," terangnya.


Habibi  menambahkan, bahwa tosan aji adalah senjata pusaka tradisional, istilah ini merujuk pada segala macam senjata tradisional, yang terbuat dari besi yang bagus yang dan dianggap sebagai pusaka,atau ageman bagi pemiliknya.

Dengan diadakan saresahan Habibi berharap suatu wujud memelihara budaya luhur yang ratusan tahun sebagai  warisan budaya luhur agar  tidak hilang dan Musnah di telan jaman.

Sementara di sela sela acara  sarasehan Narasumber Ki Pramono Pinunggul dari Lingkar Kajian Keris Jogjakarta  menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan ajang silaturahmi, diskusi dan Sarasehan bagi penggemar tosan aji yang ada di Blora

"Sehingga Pelestarian nguri Uri budaya keris dan tidak hanya sebatas pameran, akan kita kembangkan dengan edukasi literasi keris,"jelasnya. 

Ki Pramono menambahkan dengan  Tema sarasehan *Menangguh Keris* adalah tema yang populer  pembahasannya sangat berat dibuat ringan untuk pemula,  agar bisa membedakan  keris baru, keris lama dan keris owahan. 

Agar sarasehan menjadi menarik, maka ditunjukan beberapa contoh keris yang dibawa peserta sarasehan dan langsung dibabar dan ditangguh oleh Ki Ageng Pramono Pinunggul dengan beberapa metode analisa yang beragam.

Analisa dimaksud diantaranya berdasar bentuk keris lurus atau Luk, bagian ganjo, pucuk, ricikan, pamor, besi, garap, kearifan lokal, identitas dan karakter Mpu, tangguh  tayuh yang masih kontradiksi kebenarannya.

Pramono berharap dengan sarasehan tersebut,  peserta atau pandemen keris tidak sekedar waton menaguh keris, tapi juga bisa menarasikan keris tersebut dengan analisa dan argumen yang dipertanggung jawabkan.

"Sehingga akan menumbuhkan  atmosfer atau suasana edukasi yang baik bagi wacana keris, komunitas keris dan masyarakat awam," terangnya. (ms dhe & hd) 

Posting Komentar

0 Komentar