REMBANG, mediaedukasinet.com-Calon Bupati Rembang, Harno terima keluhan paguyuban batik tulis di warung lesehan semilir Madina Asri turut Desa Jolotundo Lasem, Rabu (09/10/24).
Mereka wadul dihadapan Harno dengan munculnya batik printing sangat merugikan pembatik tradisional yang notabene merupakan industri rumahan dan juga warisan budaya.
Munculnya batik printing memang sangat mengancam ratusan pembatik tradisional karena hampir semua masyarakat Rembang bahkan Aparat Sipil Negara (ASN) wajib pakai batik lasem ternyata malah menggunakan batik printing yang lebih murah.
Kalau hal ini dibiarkan terus menerus hal ini akan mematikan pembatik tardisional bahkan bisa hilang dari sejarah dan tinggal nama saja. Untuk itu perlu sekali pemerintah Kabupaten Rembang memberikan perlindungan kepada para usaha UMKM di Rembang.
Dihadapan para paguyuban pembatik tradisional, Harno menyampaikan bahwa ia akan melindungi para pembatik tradisional dan nantinya akan dibuatkan gerai batik Lasem dengan mengundang para ahli dimana tempat gerai yang akan dibangun sebagai pusat batik tulis lasem.
"Hal ini perlu disinergikan dengan para stakeholder dan seluruh seniman batik lasem agar warisan budaya ini tetap hidup dan juga menjadi satu dalam kawasan wisata pusaka kota Lasem serta menjadi destinasi wisata unggulan yang akan menjadikan batik lasem semakin mendunia.,”ucap dia.
Untuk anggaran biaya promosi, Harno janjikam akan ditingkatkan, bahkan kalau perlu diberikan dana hibah ataupun pinjaman tanpa bunga kepada para pembatik tradisionil yang kekurangan modal.
Untuk menjaga agar batik tulis menjadi primadona para pengusaha batik untuk tidak lagi memproduksi batik printing dan dapat memberikan ruang bagi para batik tulis rumahan.
"Sehingga tidak ada lagi nantinya jor-joran batik printing yang dapat mengakibatkan musnahnya para pengusaha batik tulis rumahan," ucapnya.
Ia juga berjanji bahwa apabila nanti menjadi Bupati Rembang akan mewajibkan para ASN memakai batik tulis lasem dengan memberikan subsidi anggaran dari pemkab Rembang.
" Kalau dihitung untuk ASN di Rembang kurang lebih tujuh ribu orang 7.000, kalau dikalikan 400.000 baru 2,8 Milyar. Insha Allah kita mampu," spontan langsung disambut tepukan kelompok paguyuban.
Sementara itu ketua paguyuban batik Lasem, Joko Sri Purwanto berharap nantinya untuk Pak Harno dapat memberikan ruang bagi kami dalam mengembangkan batik tulis Lasem menjadi tuan rumah di rumahnya sendiri. Artinya Lasem dengan batik tulisnya didukung dilindungi diayomi oleh pemerintah.
" Sementara ini kocar –kacir karena ada yang printing dibiarkan. Kalau hal ini dibiarkan terus menerus ya akan mati,”ujar dia.
"Kami itu tiap hari mikirnya tidak untuk kaya dalam membatik ini, tetapi bagtaimana kami bisa mempekerjakan orang-orang yan ada di desa ini," sambungnya.
Ia juga berterima kasih sekali kepada Paslon Bupati Harno yeng telah mau menerima keluhan dari paguyuban batik tulis tradisionil lasem.
" Kami juga akan mengawal kontrak politik atau istilahnya janji politik kepada kami bahwa pembatik Lasem harus betul-betul diperhatikan termasuk pembentukan koperasi dan permodalan seperti yang tadi telah disampaikan oleh rekan-rekam kami tadi.”pungkasnya. (Sigit).
0 Komentar