Penyerahan tropi dan piagam penghargaan Festival Tunas Bahasa Ibu
jenjang SMP tingkat Kabupaten Blora di halaman Dinas setempat, Selasa
(8/10/2024).
Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Jenjang SMP tingkat Kabupaten
Blora tahun 2024 ini dalam rangka melestrikan, mengembangkan dan meningkatkan
Bahasa dan Sastra Jawa, salah satunya dengan menyelenggarakan kegiatan Festival
Tunas Bahasa Ibu melalui lomba-lomba. Adapun Cabang yang dilombakan terdiri
atas 1. Membaca dan Menulis Aksara Jawa, 2. Mendongeng, 3 Berpidato, 4. Menulis
Cerkak, 5. Membaca Geguritan, 6. Nembang Mocopat, 7. Komedi Tunggal.
Kepala Dinas Pendiidkan Kabupatn Blora, Sunaryo,S.Pd.,M.Si
menyampaikan bahwa pada hari ini (8/10/2024) apel pagi ini dirangkaikan dengan
penyerahan tropi lomba Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) jenjang SMP tingkat
Kabupaten Blora Tahun 2024.
“Kami ucapkan selamat untuk anak-anak yang sudah mencetak prestasi
di bidang bahasa. Ini adalah prestasi kalian dan akan dikenang sampai tua
nanti. Kami menginatkan kepada sekolah setiap lomba apapun diikuti, karena itu
ada pelatihan dan pengalaman berharga untuk anak didik kita,” tegas Sunaryo.
Sunaryo juga menyampaikan terima kasih kepada Kepala Sekolah dan
Bapak/Ibu guru pendamping karena bagaimanapun ini adalah kerja kerasnya yang
sudah mensupport, membimbing, dan mengirimkan anak didiknya. Tidak semua satuan
pendidikan bisa mengirimkan anak didiknya lomba.
“Kami akan memperbanyak lomba-lomba di Kabupaten Blora khususnya
memberi kesempatan kepada anak untuk berekspresi, berkreasi, menampilkan
kemampuan konteks yang dimiliki. Sehingga gairah berlomba bisa tumbuh di
Kabupaten Blora. Apa yang dilakukan di sekolah teori-teori itu akan tampak
berhasil perwujudannya adalah lomba-lomba seperti ini. Mohon Bapak/Ibu Kepala
Sekolah dan untuk dibekali lagi yang akan tampil di Jepara. Mudah-mudahan bisa
membawa nama baik Kabupaten Blora,” tambahnya.
Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar, Drs. Slamet Dwi Cahyono,M.Pd menyampaikan bahwa menurut survei yang dilakukan oleh Badan Bahasa Kemendikbudristekdikti Bahasa Daerah dalam posisi yang mengkhawatirkan. Jika tidak segera ada Aksi Nyata akan punah.
“Maka dalam mempertahankan jati diri bahasa ibu dengan cara diadakan
lomba ini salah satu cara untuk mengembalikan bahasa daerah dalam posisi yang
baik. Oleh karena itu anak-anak harus selalu mencintai bahasa daerah (Jawa)
agar selalu tetap eksis,” ungkapnya. (***)
0 Komentar