REMBANG, Mediaedukasinet.com-Guna menyelamatkan sumber mata air Soca di kawasan hutan Mantingan pegiat Lingkungan Rembang bergerak melakukan penanaman tanaman buah buahan dan tanaman keras lainya.
Kegiatan penanaman dilakukan Hari Minggu 9/2/25 tepat hari Pers Nasional. Kegiatan yang diinisiasi oleh Rembang Bergerak dengan menggandeng Perum Perhutani KPH Mantingan, Yayasan Islam Al Miftahiyah, MWC NU Rembang dan Zenly Bright Company ini berupa pengkayaan hutan di kawasan Hutan Alam Sekunder Petak 68 RPH Blebak BKPH Demaan KPH Mantingan.
Wakil Bupati Petahana yang juga Wabub terpilih Moh Hanies Cholil Baro" yang turut hadir memberikan pesan bahwa untuk ketersediaan air kita perlu untuk menyelamatkan sumber sumber mata air di kawasan hutan.
Lanjut dia, Kabupaten Rembang kalau sudah memasuki musim kemarau kita kesulitan air. maka dari itu ayo kita bareng bareng ber ikhtiyar agar Rembang pada masanya menjadi kabupaten gemah Ripah loh jinawi.
Ketersediaan air bersih cukup irigasinya juga baik, pangan juga melimpah dan masyarakat jadi sejahtera,"ungkapnya.
Sementara itu Moh. Rif,an selaku Ketua Rembang Bergerak dan Ketua I DPP Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat Indonesia mengatakan kepada awak media bahwa Kegiatan ini diselenggarakan secara swadaya, bibit MPTS terutama durian dan beragam sahabat air jenis fikus (keluarga beringin) seperti Ficus retusa, Ficus elastica, Ficus microcarpa, Ficus virens dll.
Hal tersebut selaras dengan asta cita Presiden Prabowo terkait ketersediaan air bersih bagi masyarakat. Karena dengan pengkayaan hutan diharapkan alam lestari dan masyarakat berdaya sejahtera.
Kegiatan yang disengkuyung masyarakat desa tersebut agar menjadikan hutan tetap sebagai hutan. Bukan menjadikan hutan ladang pangan.
Hutan bisa menjadi faktor pendukung swasembada pangan melalui tanaman multi guna, agroforestry dengan perpaduan jenis umbi gembili, uwi, garut dll dengan tanpa ilaha tanah yang mengakibatkan erosi.
Hal tersebut diharapkan bisa berkelanjutan karena untuk ketahanan air dan energi sekaligus pangan serta antisopasi bencana alam.
Sejak beberapa tahun terakhir ini kawasan hutan lindung sekunder ini mengalami penurunan dedbit air karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
"Melalui kegiatan penanaman bersama di area Buffer Zone ini sumber mata air soco kembali seperti dulu," Imbuh Yuli Asper BKPH Demaan lewat Kepala urusan Teknik Agung Citatos.
Perlu diketahui Petak 68 Kelas Hutan Alam Sekunder (HAS) Resort Pemangku Hutan (RPH) Blebak Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Demaan Luas 72.60 hektar.
"Kami sebagai pemangku kawasan hutan wilayah Demakan mengapresiasi para pegiat lingkungan yang sangat peduli dengan HAS dan juga sumber mata air dalam kawasan hutan," ucapnya.
Hutan adalah sumber kehidupan sehari-hari bagi masyarakat sekitar hutan dan penyimpan tata air maka perlu kita untuk melakukan pengawasan bersama agar hutan semakin lestari sebagai peninggalan anak cucu kelak.
Pengelolaan Kawasan hutan tidak hanya tanggung jawab Perhutani malainkan Semua stakeholder yang ada di muka bumi ini. ada pepatah mengatakan tiada hutan tiada kehidupan.(Sigit).
0 Komentar