About Me

header ads

SMPN 1 Blora Pilih Ketua OSIS dengan Sistem Pemilu

BLORA, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Blora menyelenggarakan pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS dengan metode yang menyerupai proses pemilihan umum nasional. 

Kegiatan yang merupakan bagian dari program go-curricular ini dirancang untuk memperkuat pemahaman mata pelajaran sekaligus menanamkan nilai-nilai demokrasi dan kepemimpinan kepada siswa.

Proses pemilihan Calon Ketua OSIS periode 2025-2026 di SMPN 1 Blora semakin memanas dengan adanya beberapa pasangan calon (paslon) yang siap memperkenalkan program dan visi dan misi mereka.

Kepala SMP Negeri 1 Blora, Ainur Rofiq menyampaikan, kegiatan pemilihan OSIS ini tidak berdiri sendiri, melainkan hasil kolaborasi dan integrasi dari beberapa mata pelajaran, termasuk Tata Kelola Negara (TKN), IPS, Bahasa Indonesia, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Matematika, dan Seni Budaya. 

Melalui pendekatan go-curricular, dikatakan Ainur Rofiq, kegiatan di dalam jam pembelajaran ini difungsikan untuk menguatkan dan mempraktikkan materi intrakurikuler secara langsung.

"Ini adalah contoh nyata bagaimana go-curricular bekerja. Beberapa mata pelajaran bersinergi dalam satu kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih komprehensif,” ungkapnya, Selasa (28/10/2025).

Lanjutnya, melalui simulasi pemilu ini, sekolah menargetkan pencapaian tiga dimensi utama dalam Profil Pelajar Pancasila: Kewargaan, Bernalar Kritis, dan Kreatif. Dimensi kewargaan tercermin dari pemahaman proses demokrasi, sementara bernalar kritis dan kreatif diasah melalui debat, penyusunan materi kampanye, dan desain poster.

"Proses penilaian dilakukan secara terintegrasi oleh guru-guru dari mata pelajaran terkait. Aspek yang dinilai mencakup public speaking, kedalaman materi, kemampuan berdebat, menanggapi pertanyaan, serta kreativitas dalam desain kampanye," ujarnya 

Lebih lanjut, Ainur Rofiq mengungkapkan, manfaat utama kegiatan ini adalah sebagai pendidikan demokrasi yang aplikatif. 

Siswa mengalami langsung tahapan-tahapan pemilu, mulai dari pendaftaran calon, survei elektabilitas untuk menyaring kandidat, pengundian nomor, debat terbuka, kampanye terbuka, hingga puncaknya yaitu pemungutan suara langsung.

“Dengan model ini, diharapkan terpilih kandidat yang benar-benar memiliki kapasitas, kapabilitas, dan kompetensi kepemimpinan yang mumpuni,” terangnya.

Rofiq menambahkan, keberhasilan model ini terbukti dengan OSIS SMPN 1 yang sangat aktif dan mampu mengeksekusi berbagai kegiatan dengan guru hanya sebagai pendamping.

"Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang berkompetisi, tetapi juga laboratorium praktis bagi siswa untuk mengembangkan diri, mempraktikkan nilai-nilai demokrasi, dan membuktikan kompetensi kepemimpinan mereka di lingkungan sekolah," pungkasnya.

Panitia pemilihan, termasuk KPPS dan Panwaslu, sepenuhnya dikelola oleh siswa. Yang menarik, kegiatan ini juga mendapat dukungan antusias dari orang tua siswa, yang turut menguatkan semangat kampanye, bahkan mendukung inisiatif kreatif anak-anak mereka seperti pertunjukan tari. 

Kreativitas dan biaya kampanye murni berasal dari inisiatif masing-masing kandidat dan dukungan orang tua, menunjukkan adanya kolaborasi yang positif antara sekolah, siswa, dan keluarga.

Dalam strategi kampanye, paslon ini mengandalkan pendekatan online melalui konten promosi dan offline secara langsung. Mereka juga memanfaatkan jaringan pertemanan yang luas untuk menjangkau lebih banyak pemilih. (***)

Posting Komentar

0 Komentar