Ketua PGRI Ngawen, Alip Mintarto |
Ngawen, Edukasi - Peringatan hari Guru di indonesia khususnya Blora sangat
meriah. Banyak kegiatan-kegiatan Positip yang dilakukan oleh guru-guru mulai
dari Guru Paud sampai dengan Guru SMA dan SMK baik Negeri maupun swasta.
Perlombaan-perlombaan yang dilakukan Persatuan Guru republik Indonesia atau
lebih dikenal dengan PGRI Blora sangat banyak dan meriah.
Tidak ketinggalan PGRI di 16 kecamatan yang ada di kabupaten
Blora juga ikut serta memeriahkan HUT PGRI Yang ke 73 ditahun 2018 ini.
Kecamatan Ngawen adalah salah satu kecamatan yang sangat
total dalam memperingati HUT PGRI tersebut, perlombaan-perlombaan digelar
seperti Lomba volli, tenis meja, Menyanyi solo, MTQ dan moco pat. Puncak dari
kegiatan tersebut dilakukan Upacara Bendera.
Menurut ketua PGRI Ngawen Alip Mintarto, Upacara yang
dilakukan dihalaman Kecamatan Ngawen, Sabtu (24/11) diikuti oleh semua guru
mulai dari paud sampai dengan SMA dan SMK baik negeri maupun Swasta, dan
siswa-siswi sekolah terdekat.
“Kita ingin menjadikan guru yang Inspiratif, kolaboratif,
Inovatif, kemudian dia juga ingin kami angkat menjadi guru yang bermartabat, maka
untuk itu kami menyertakan semua guru dari Paud sampai SMA maupun smk baik
negeri maupun swasta, serta kita juga melibatkananak-anak, untuk apa? Supaya mereka
mengerti inilah tugas guru, inilah jerih payah guru,” Ungkapnya
Ia juga menjelaskan kompetensi guru wilayak ngawen sudah
mulai meningkat, sehingga sudah jarang ditemui guru yang masih gabtek (gagab tekhnologi)
“saya rasa Kompetensi guru untuk meningkatkan revolusi
mental sudah karena sedikit-demi sedikit berbareng dengan kesejahteraan yang
mereka terima, mereka mengikuti himbauan pemerintah untuk menggunakan sekian
persen penghasilan tunjangannya itu, untuk kegiatan memperkaya dirinya, salah
satunya untuk memperkaya revolusi mental karakternya itu, sehingga sudah jarang
yang kita temui guru yang buta tekhnologi,” Jelas Pengawas sekolah wilayah
Banjarejo.
Ketua PGRI Ngawen juga mendesak pemerintah untuk dapat
segera mencari solusi terbaik untuk guru-guru yang masih terkatung-katung
tersebut.
“Kita mendesak kepada pemerintah untuk memberikan penyelesaian
yang sebaik-baiknya, karena kalau tidak ada aturan main atau regulasi untuk
mereka (Guru K2-Red), jelas umur mereka tidak memenuhi syarat apalagi untuk
diangkat untuk ikut seleksi aja sudah tidak masuk,” Tutup Alip (moe)
0 Komentar