About Me

header ads

Dengan “SILAT”, 4.000-an Lebih ATS di Blora Kembali Sekolah

 


Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo, S.Pd., M.Si 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora berhasil menurunkan 4 ribu anak tidak sekolah (ATS). Keberhasilan ini tak lain karena upaya Pemkab Blora melalui Dinas Pendidikan (Disdik) menggencarkan gerakan 'Ayo Kembali ke Sekolah' di Blora.
Sebanyak 4.000 ATS berhasil dikembalikan ke sekolah formal. Sementara itu, sekitar 1.000 ATS lainnya juga telah berhasil dikembalikan ke sekolah non formal, yakni melalui program kesetaraan paket B dan paket C. Di Blora ATS sempat di angka 6.480.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora, Sunaryo, S.Pd., M.Si  menyampaikan, jumlah ATS di Blora sempat mencapai 6.480 orang. Dari angka itu, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan ATS ke jalur pendidikan baik formal, maupun nonformal.

"Sisanya, sekitar 1.400 lebih ATS yang rata-rata berdomisili di luar kota masih terus kita upayakan untuk kembali bersekolah baik formal maupun non formal/kesetaraan. Atau mungkin bisa dengan alternatif sekolah jarak jauh," terang Sunaryo, Senin (14/10/2024).
Menurut Sunaryo, berdasarkan survei yang dilakukan, ada beberapa penyebab ATS di Blora, di antaranya alasan ekonomi, akses mereka dengan sekolah cukup jauh, dan ini ditemui bagi warga yang tinggal di pinggir hutan.
Selain itu, lanjutnya, sebagian dari mereka bekerja untuk membantu orang tuanya. Termasuk ada juga yang malas berpikir, dan disebabkan pengaruh lingkungan.
"Ada juga yang dikarenakan lantaran masih ada sebagian orang tua yang belum peduli pada pendidikan anak," jelas Sunaryo.
Disebutkan, ke depan, pihaknya akan terus mengambil langkah untuk meminimalisasi jumlah ATS, dan Blora mencanangkan zero ATS.

“Saat ini, Blora sudah mempunya aplikasi Sistem Informasi Layanan Anak Tidak Sekolah (SILAT). Dengan cara itu, akan memudahkan untuk mencari data, by name by address, sehingga akan memudahkan pemerintah, hingga mengintervensi,” jelasnya.

Melalui aplikasi ini, pemerintah bisa menyelidiki nama, rumah dan alamat ATS untuk memudahkan Pemkab dalam melakukan penanganan dan menggalakkan kampanye Gerakan Kembali Bersekolah.

Selain itu, lanjut Sunaryo, pihaknya juga akan melibatkan stakeholder terkait, utamanya Dinas PMD dengan memberdayakan desa, karena merekalah pihak yang paling tahu kondisi warganya.

”Kondisi yang sulit juga adalah penduduk dan warga Blora yang sudah menikah, sehingga mereka tidak mudah diajak kembali ke sekolah. Namun demikian, program yang akan terus kita lakukan adalah gerakan Ayo Kembali ke Sekolah,” kata Sunaryo. (***)

Posting Komentar

0 Komentar