Perkembangan teknologi informasi dan internet menimbulkan banyak dampak yang mempengaruhi perilaku masyarakat, baik positif maupun negatif. Salah satu dampak buruk kerap terjadi ialah cyber bullying. Cyber bullying merupakan kejadian seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi, atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten
Blora, Sunaryo,S.Pd.,M.Pd dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Pencegahan dan
Penanganan Kekerasan (TPPK) bagi Satuan Pendidikan dan siswa SMP di Aula B
Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Senin (4/11/2024).
Menurut Sunaryo, perilaku cyberbullying tidak dapat dianggap remeh
sebagai kenakalan remaja biasa namun harus diberikan perhatian khusus karena
tak jarang dari kasus cyberbullying dapat memicu perilaku bunuh diri pada
remaja.
“Rendahnya tingkat literasi digital dapat mengindikasikan
ketidakmampuan seseorang dalam mengelola informasi digital dengan baik,
termasuk dalam konteks pencegahan cyberbullying,” terangnya.
Lebih lanjut, Sunarto menyampaikan, literasi digital bukan hanya
sekedar keterampilan teknis tetapi mencakup kemampuan seseorang untuk
menemukan, menilai, membuat, dan memanfaatkan informasi pada media digital
secara bijak, cerdas, dan tepat.
“Hari ini setelah di Bimtek
siswa yang hadir disini adalah pelopor di sekolah masing-masing, untuk stop
tidak ada lagi perundungan, tindakan penindasan. Tindakan itu berupa Cyber
Bullying bisa menggunakan medsos. Bullying sangat berpengaruh pada dampak
mental seseorang, mulai dari berkata kasar, menendang, memukul, mencakar.
Kedua, Cyber Bullying sangat berbahaya bahkan dampaknya luar biasa. Disini
nanti akan diajarkan pengertian Bullying, cara mencegah, termasuk lapor,” tegas
Sunaryo.
Sunaryo juga menegaskan akan pentingnya Literasi Digital. Sehingga
siswa nanti bijak memakai HP. Di Kurikulum Merdeka Belajar bisa menggunakan
berbagai sumber pembelajaran baik buku cetak, internet.
“Setelah ini siswa menjadi duta “STOP BULLYING” di sekolah,
pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah. Nanti materinya disampaikan ke
teman-temannya. Di satuan pendidikan sudah ada Tim Pencegahan Penanganan
Kekerasan di Sekolah. Kalau menemukan berbagai kasus itu, laporkan ke TPPK.
Yang hari ini hadir harus jadi pelopor di sekolah,” imbuhnya. (***)
0 Komentar