Dramatic Reading (membaca dramatis) Surat Pramoedya Ananta Toer (Pram)
untuk keluarga, warnai rangkaian Festival Blora 'Se Abad Pram', sebanyak
13 pelajar SMP Negeri 5 Blora dilibatkan diacara yang digelar di sekolah
SMP tersebut, Jumat (7/2/2025).
Begitu apik para pelajar di sekolah peninggalan Mastoer (ayah Pramoedya
Ananta Toer) ini, seolah membawa angan para tamu undangan yang hadir tentang
perasaan sastrawan dunia itu. Mulai Bupati Blora, yang hadir bersama
istrinya, termasuk Astuti, salah satu putri Pramoedya Ananta Toer.
Apa yang dipentaskan oleh para pelajar SMP Negeri 5 Blora itu, membuat
para penonton seolah, diajak kembali ke masa-masa ketika Pramoedya Ananta Toer
sedang menjalani pengasingannya, lewat surat-surat yang dikirim kepada
keluarga.
Setidaknya ada 13 surat untuk anak-anaknya yang dibacakan oleh 13
pelajar dengan baik. Sehingga para penonton merasakan betul bagaimana kondisi
Pram saat itu. Sederhana namun penuh makna.
Mulai surat yang berisi cerita di pengasingannya, cerita tentang
capaian pendidikan anak-anaknya yang tidak seperti dirinya, hingga cerita
pengalaman hidup di alam liar. Semua tersusun dengan kata yang epik.
Bupati Blora, Arief Rohman pun ikut larut dalam penerawangan suasana
yang diceritakan melalui surat. Puluhan Pramis dari berbagai kota dan lintas
negara juga tampak serius menyimak pembacaan surat.
"Bagus sekali. Anak-anak bisa menyampaikan surat surat Pram dengan
bagus. Saya seolah-olah bisa merasakan bagaimana kondisi saat itu. Anak- anak
juga bisa belajar literasi tentang karya Pram yang begitu luar biasa. Semoga
kegiatan seperti ini bisa digelar rutin, tidak hanya saat Seabad Pram
saja," ucap Bupati Blora.
Senada dengan Bupati Blora, Bunda Literasi Kabupaten Blora, Ainia
Shalichah merasa kagum dan bangga, ternyata anak-anak Blora dapat menampilkan
Dramatic Reading dengan bagus, apalagi menyampaikan surat-surat Pram yang
penuh makna.
"Ini luar biasa sih menurut saya. Baru kali ini Blora bisa
menampilkan pertunjukan Sastra yang disajikan dengan sederhana namun penuh
makna. Salut, kami angkat jempol untuk seluruh anak-anak yang ikut membacakan
surat. Semoga pelajar lainnya kelak juga bisa tampil dalam event selanjutnya.
Kami berharap literasi sastra seperti ini bisa berlanjut," ucap Ainia
Shalichah.
Sebagai Bunda Literasi, Ainia Shalichah menyampaikan bahwa
sepanjang tahun 2023 hingga 2024, pelajar di Blora telah menyusun buku sebanyak
300 judul dan semuanya telah dicetak.
"Ada dimasing-masing sekolah mereka, di perpustakaan daerah, dan
dibawa masing-masing. Jumlah ini hampir masuk MURI karena jumlahnya paling
banyak se-Jawa Tengah. Ini menandakan minat dan bakat anak-anak Blora dalam
menulis cukup tinggi," imbuh Ainia Shalichah.
Sementara itu, putri Pramoedya yang hadir bersama Aditya Ananta Toer,
dari Yayasan Pramoedya Ananta Toer Foundation, Astuti mengaku merasa kembali ke
masa kecil.
"Saya ikut membayangkan bagaimana kondisi ayah saya saat itu lewat
surat-surat yang adik-adik baca tadi. Mengenang Pram dari sisi lain, yang
begitu sukses digelar. Terimakasih kepada seluruh pelajar yang terlibat.
Terimakasih warga Blora atas dukungannya dalam menyukseskan Seabad Pram,"
tandas Astuti.
Pada kesempatan itu, Kepala SMPN 5 Blora, Sopyan mengaku
terhormat dan merasa senang karena sekolah yang dipimpinnya bisa menjadi
lokasi pementasan dramatic reading Seabad Pram.
"Kami sangat bangga, SMPN 5 Blora bisa ikut ambil bagian dalam
Festival Blora Seabad Pram. Terimakasih Pak Bupati, terimakasih kepada seluruh
keluarga besar Pramoedya Ananta Toer, dan seluruh panitia. Sekolah ini punya
sejarah panjang dengan masa kecil Pramoedya," ungkap Sopyan.
Usai pementasan Dramatic Reading, dilanjutkan dengan penyerahan piagam
penghargaan untuk sutradara dan seluruh pelajar pembaca surat-surat Pramoedya
Ananta Toer, yang diserahkan oleh Bupati dan Bunda Literasi.(***)
0 Komentar