Belakangan ini, masyarakat di berbagai daerah dibuat resah oleh temuan mencurigakan pada tabung elpiji 3 kg. Sejumlah konsumen melaporkan adanya tambahan lempengan besi yang ditempelkan pada bagian bawah atau samping tabung. Dugaan sementara, praktik ini dilakukan untuk menambah bobot tabung agar tetap memenuhi standar berat,
Fenomena ini memicu kekhawatiran luas, terutama karena menyangkut distribusi elpiji bersubsidi yang ditujukan bagi masyarakat menengah ke bawah. Jika benar adanya unsur kesengajaan dalam penambahan bobot ini, maka hal tersebut berpotensi sebagai bentuk manipulasi yang merugikan konsumen. Lalu, siapa yang bertanggung jawab?
Penjelasan dari Pihak Terkait
Menanggapi isu ini, Kepala UPTD Metrologi Legal Blora, Indah Yuniatik, ST, MM, memberikan klarifikasi penting terkait keberadaan lempengan besi tersebut.
Menurut Indah Yuniatik, ST, MM, Kepala UPTD Metrologi Blora, lempengan tersebut bukanlah bentuk manipulasi atau penipuan, melainkan “plat balancer”.
Plat ini dipasang pada tabung kosong yang beratnya kurang dari 5,00 kg, dengan tujuan agar bobot tabung sesuai standar sebelum diisi elpiji.
“Plat balancer dipasang hanya oleh Retester atau Bengkel Perbaikan Tabung, untuk menyesuaikan berat tabung kosong menjadi 5,00 kg. Jika berat tabung kurang, misalnya 4,92 kg, maka setelah diisi 3 kg elpiji, totalnya hanya 7,92 kg. Ini bisa menimbulkan persepsi kurangnya isi gas,” jelas Indah.
Pihaknya juga menyebutkan bahwa temuan tabung dengan berat kosong di bawah standar banyak terjadi di wilayah perbatasan seperti Kabupaten Blora yang bersebelahan langsung dengan Jawa Timur. Hal ini membuat pengawasan dan pemilahan menjadi tantangan tersendiri.
SPBE Blora: Tidak Mengubah Bentuk Tabung
Manajer Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) PT. Nugraha Satya Sakti Medang, Mohamad Wiwid Nugraha, juga menegaskan bahwa mereka hanya menjalankan proses pengisian sesuai standar Barang Dalam Kemasan Tertutup (BDKT) dan tidak melakukan modifikasi pada tabung.
“Kami tidak mengubah bentuk tabung. Proses pengisian dilakukan sesuai dengan prosedur. Namun, karena tingginya perputaran tabung di wilayah perbatasan, pemilahan berdasarkan berat menjadi hal yang cukup menantang. Meski demikian, kami tetap menjadikan hal ini sebagai prioritas,” ujar Mohamad Wiwid.
Masyarakat Diminta Tetap Waspada
Meski sudah ada penjelasan dari pihak terkait, masyarakat tetap diminta untuk waspada dan cermat saat membeli tabung elpiji. Memastikan segel, kondisi fisik, serta berat tabung menjadi langkah preventif yang penting dilakukan.
Sementara itu, pemerintah dan Pertamina didorong untuk meningkatkan pengawasan rantai distribusi, agar elpiji bersubsidi benar-benar sampai ke tangan masyarakat yang berhak tanpa adanya celah penyalahgunaan.
Isu pemasangan plat balancer ini memang perlu dikawal bersama. Transparansi dan penegakan standar harus menjadi fondasi dalam menjaga kepercayaan publik, terlebih ketika menyangkut hajat hidup orang banyak.(Ms Dhe)
0 Komentar