About Me

header ads

Gayeng di Tengah Pandemi, DPK Blora Menorehkan Prestasi Tingkat Nasional

 

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Blora mendaptkan penghargaan VI Terbaik Tingkat Nasional "Lomba Cerita" Dampak Katergori Video.

BLORA, Media Edukasi - Di tengah pandemi, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Blora menorehkan prestasi tingkat Nasional pada Lomba Video Cerita Dampak Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial 2020.

Dalam lomba yang dilaksanakan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) dengan tema “Geliat Perpustakaan di Tengah Pandemi Covid-19” ini, video karya Perpustakaan Umum Daerah (Perpusda) yang dikelola DPK Blora berhasil meraih penghargaan enam video terbaik nasional bagi kabupaten dan kota se-Indonesia.

Pengumuman pemenang lomba ini disampaikan secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting Perpusnas RI dalam acara Peer Learning Meeting (PLM) 2020 pada Kamis (3/12), dan penghargaannya diterima langsung oleh Kepala DPK Blora Aunur Rofiq dalam acara yang sama di Surabaya.

Menurut Aunur Rofiq keenam kabupaten yang berhasil meraih penghargaan terbaik nasional ini adalah DPK Kabupaten Enrekang (Sulawesi Selatan), Boyolali (Jawa Tengah), Majene (Sulawesi Barat), Pangandaran (Jawa Barat), Blora (Jawa Tengah) dan Kudus (Jawa Tengah).

’Alhamdulillah, kami bersyukur Blora bisa masuk dalam enam video terbaik nasional bersama  kabupaten lainnya se Indonesia. Prestasi ini sangat membanggakan bagi kami, karena ini lomba yang kami ikuti kali pertama di masa pandemi Covid-19. Semoga prestasi ini bisa memotivasi teman-teman DPK Blora agar terus meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat,’’ ujar Aunur Rofiq, Sabtu (5/12).

Kepala Bidang Perpustakaan DPK Blora Nugraheni Wahyu Utami menambahkan, video yang dikirimkan dalam ajang lomba itu diproduksi bersama oleh tim DPK Blora pada pertengahan November.

‘’Teman-teman membuat video dengan judul Perpustakaan Blora Terus Melayani di Tengah Pandemi Covid-19. Video itu berisikan kegiakan pelayanan perpustakaan selama pandemi yang kami laksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan,’’ jelas Nugraheni Wahyu Utami.

Dalam video tersebut ditampil rinci mulai dengan penyediaan alat pengukur suhu tubuh, mewajibkan pemakaian masker, menjaga jarak, hingga menyediakan peralatan cuci tangan pakai sabun. Termasuk pembatasan usia kunjung ke Perpustakaan, yang mana pengunjung hanya diperbolehkan bagi yang berumur 14 tahun ke atas.

‘’Selain itu, video juga berisi tentang kondisi ruang baca yang banyak dimanfaatkan para pelajar dan mahasiswa untuk mengikuti sekolah daring serta kuliah online. Tidak sedikit dari mereka juga mengerjakan tugas penelitian hingga skripsi dan tesis. Pada video tersebut juga kami  sertakan  kegiatan dampak transformasi berbasis inklusi untuk kesejahteraan sosial. Alhamdulillah ternyata diapresiasi oleh Perpusnas RI dan meraih penghargaan,’’ jelas Nugraheni Wahyu Utami.

Christian BP / ME


Posting Komentar

0 Komentar