About Me

header ads

Calon Pemimpin Berintegritas dan Kritis Berawal dari Perguruan Tinggi

 Foto : Wen Binar Zainal Petir dan Stakeholder di Universitas Semarang (USM). 

SEMARANG - Perguruan tinggi merupakan gudang dari para calon pemimpin berintegritas dan kritis. 

Untuk itu sejak awal kuliah, wajib ditanamkan budaya antikorupsi pada seluruh mahasiswa.

Demikian disampaikan Zainal Abidin Petir, wakil ketua Komisi Informasi Jateng, 
saat menjadi pembicara webinar yang dikemas dalam kuliah umum Magister Hukum Universitas Semarang (USM) bertema "Wujudkan Good Governance melalui UU 14 Tahun 2014 tentang Keterbukaan Informasi Publik", baru-baru ini.

Webinar diikuti mahasiwa, birokrat, dan masyarakat umum dengan moderator Dr Amri P Sihombing. 

Hadir pula dalam webinar Rektor USM Dr Supari ST MT, Wakil Rektor Dr Junaidi, Direktur Pasca Sarjana USM Dr Indarto SE MSi, Ketua Program Studi Magister Hukum USM Dr Drs H Kukuh Sudarmanto, para dosen Magister Hukum USM, dan pejabat lain.

Zainal Petir menambahkan, keterlibatan perguruan tinggi dalam upaya transparansi anggaran dan kebijakan adalah wujud kepedulian pencegahan korupsi.

Menurut dia, webinar Magister Hukum USM yang diinisiasi Dr Kukuh Sudarmanto merupakan bentuk kepedulian perguruan tinggi dalam mewujudkan good governance, pemerintahan yang transparan, efektif dan efisien, serta akuntabel.

Dia meyakini kehadiran perguruan tinggi memiliki peran sentral dalam pencegahan tindak pidana korupsi.

Dari kampus, Zainal Petir mengajak untuk menumbuhkan budaya antikorupsi, peningkatan kesadaran hukum, dan penanaman nilai-nilai integritas kepada mahasiswa. 

“Mahasiswa yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa depan perlu dibentengi supaya terhindar perilaku koruptif. Mahasiswa harus kritis dan berintegritas, jangan keta-kete. Kalau ada pejabat negara kerja tidak berpihak kepada rakyat kecil, apalagi hanya mencari popularitas, ya langsung dikritisi," tandas pembina Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Kota Semarang ini.

Zainal Petir mangaku kesal dengan banyaknya pejabat negara yang kerjanya sangat aktif di medsos, tapi hasil kerjanya hanya pencitraan dan tidak maksimal. ***

Penulis : Tio
Editor : Bagas

Posting Komentar

0 Komentar