Penjualan kayu lesu, Perhutani saat ini mulai genjot wisata untuk penuhi target. Wana wisata kartini Mantingan yang merupakan wisata alam kolam Renang terus berbenah untuk memenuhi target penghasilan Perhutani tahun 2024. Mengingat untuk pasar penjualan kayu mengalami kelesuhan pasar. Sehingga perlu dicari terobosan baru.
Di temui di WW Wisata, Selasa (28/05/24) Kepala Seksi Produksi Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Mantingan melalui Kepala Sub Seksi Wisata dan Agro Kusnadi (Obeng) menyampaikan bahwa pendapatan wisata sampai dengan bulan Mei tanggal 12 dalam bulan mencapai Rp.27.755.000.
" Sedangkan realisasi dalam bulan mei mencapai Rp. 154.386.000 (39%) dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar Rp. 396.500.000," jelasnya.
" Sedangkan biaya yang sudah disetorkan Rp. 143.550.000, yang belum disetorkan Rp. 10.836.000,- yang sudah masuk ERP Rp. 143.550.000,- yang belum ERP 10.836.000," beber Kusnadi.
Guna memenuhi target yang sudah di berikan, Kusnadi mengatakan sudah investasikan untuk perbaikan pagar roboh dan jalan yang sudah rusak.
Hal ini terang Kusnadi dikeluhkan oleh beberapa pengunjung wisata yang sudah berlangganan masuk di Wana wisata kolam renang.
" Jalan masuk mulai dari pintu masuk hingga kolam renang menghabiskan biaya hampir sekitar delapan ratus jutaan. Hal ini untuk kenyamanan pengunjung dalam berlibur di kolanm renang Kartini," ucapnya.
Salah satu pengunjung dari Kota Blora, Suhendro berharap wana wisata mantingan bisa dikembangkan lagi kolam untuk anak-anak dengan beberapa wahana air yang saat ini menjadi tren.
" Karena wisata Kartini Mantingan ini air kolamnya langsung dari sumber mata air," ujarnya.
Lebih lanjut, Suhendro mengungkapkan rata –rata yang berkunjung ke sini bilang sayang ya kolam sebagus ini dan air yang alami tidak dikembangkan secara maksimal.
" Di Kab. Blora juga ada kolam renang tapi airnya sirkulasi kalau di Mantingan karena air alami, dan bila pakai obat kaporit dimata agak perih. Tapi kalau di mantingan tidak mengakibatkan perih dimata," tutur dia.
Hal itu diiyakan pengunjung asal Desa Dorokandang, Lasem, Rizal yang sering renang di wana wisata Kartini.
" Dari jaman saya sekolah perubahan kolam renang tidak signifikan. Ya masih itu-itu saja. Kalau itu bisa berkembang mengikuti tren sekarang mungkin pengunjung akan lebih banyak lagi," ucapnya.
Rizal berharap pengelola dapat memperbanyak wahana, menata warung, menghidupkan home stay.
" Dengan nuansa wisata alami pastinya akan lebih menarik wisatawa luar kota Rembang," ucapnya sambil istirahat di bawah payung wana wisata. (Sigit).
0 Komentar