Blora, — Anggota DPR RI menggelar kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di Blora, Jawa Tengah, Senin (16/6/2025).
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan, khususnya melalui program penghijauan dan perhutanan sosial.
Acara ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pejabat pemerintah, praktisi lingkungan, dan masyarakat lokal. Dalam sambutannya, perwakilan DPR RI menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk menjamin keberhasilan program rehabilitasi hutan.
Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo, yang turut hadir dan menjadi pembicara utama, menekankan bahwa kesadaran dan keterlibatan masyarakat adalah kunci utama dalam menjaga kelestarian hutan.
“Jika tidak ada upaya serius dan partisipasi aktif dari masyarakat, maka hutan kita bisa semakin punah dan rusak,” ujar Firman.
Firman mengungkapkan, luas kawasan hutan Indonesia pada tahun 2024 mencapai 95,5 juta hektare, atau sekitar 51,1 persen dari total daratan nasional. Namun, angka deforestasi masih tergolong tinggi, yakni mencapai 125,4 ribu hektare per tahun.
Menurutnya, rehabilitasi lahan bukan sekadar penanaman kembali, tetapi juga membangun budaya menanam di tengah masyarakat. Ia mencontohkan sejumlah wilayah yang sukses menanam pohon bernilai ekonomi seperti petai, durian, mangga, dan alpukat—bahkan sudah masuk pasar ekspor.
“Perlu kesabaran dan ketekunan. Saya sendiri menanam mangga di kampung, dan kini sudah berbuah setelah empat tahun,” katanya.
Dalam sesi bimbingan teknis, peserta diberikan materi tentang metode penanaman dan pemeliharaan lahan secara berkelanjutan. Firman juga menyoroti pentingnya perhutanan sosial sebagai solusi yang mengharmonikan kebutuhan ekonomi masyarakat dengan pelestarian lingkungan.
Ia mengkritik kebijakan reforma agraria yang dinilai membuka peluang perusakan ekosistem hutan. Menurutnya, kawasan hutan seharusnya tidak dialihfungsikan untuk pertanian konvensional, melainkan dipulihkan melalui program penanaman kembali.
“Program penanaman kembali harus dikedepankan. Negara harus hadir, dan masyarakat pun harus dilibatkan,” tegasnya.
Menutup kegiatan, Firman mengajak masyarakat untuk membiasakan menanam pohon secara kolektif.
“Kalau satu orang menanam lima pohon sehari, dan itu dilakukan oleh 100 orang, maka dalam sehari sudah ada 500 pohon. Itu langkah kecil yang bisa berdampak besar bagi masa depan hutan Indonesia,” pungkasnya. ( Mz.Dhe )
0 Komentar