About Me

header ads

Blora Butuh Roadmap Agroindustri

Blora – Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Blora, Dasiran, menegaskan pentingnya penyusunan roadmap atau peta jalan pengembangan agroindustri sebagai arah pembangunan daerah untuk lima hingga dua puluh tahun ke depan. 

Hal itu ia sampaikan dalam kegiatan Diskusi Terbatas Peta Jalan Agroindustri Blora 2025, yang diselenggarakan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) yang melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), Rabu (19/11/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Dasiran menyebut hingga kini Blora belum memiliki roadmap agroindustri yang komprehensif. 

Karena itu, ia mengapresiasi langkah JMSI yang memprakarsai penyusunan pedoman agroindustri berbasis potensi lokal.

“Roadmap-nya memang belum ada. Karena itu saya menyampaikan apresiasi kepada teman-teman JMSI yang hari ini memulai langkah penting bersama OPD untuk menyusun peta jalan agroindustri daerah,” ujarnya. 

Ia menegaskan bahwa potensi besar yang dimiliki Blora tidak akan memberi manfaat optimal tanpa pengelolaan yang tepat. Salah satu tantangan yang disorot adalah kondisi aksesibilitas dan infrastruktur, terutama di wilayah selatan Blora.

Dasiran mencontohkan pengalamannya menghadiri undangan di Dukuh Gempol, Desa Wado, Kecamatan Kedungtuban, yang memakan waktu hampir dua jam perjalanan.

“Infrastruktur menjadi faktor kunci jika kita ingin menggerakkan potensi agroindustri,” tegasnya.

Dasiran juga menyinggung isu pengurangan Transfer ke Daerah (TKD) oleh pemerintah pusat yang berdampak langsung pada kemampuan fiskal daerah. Pada tahun 2026, TKD Blora dipangkas sekitar Rp229 miliar, sehingga pemerintah daerah mulai melakukan langkah efisiensi sejak akhir 2025.

“Pengurangan TKD ini tentu sangat berpengaruh pada perencanaan dan kemampuan pembiayaan daerah. Karena itu, pemanfaatan potensi lokal harus dilakukan semaksimal mungkin,” katanya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa visi pembangunan jangka panjang daerah telah tertuang dalam RPJPD Blora 2025–2045, yakni menjadikan Blora sebagai Kabupaten Penumpu Industri dan Wana Tani Nasional pada 2045. 

Visi tersebut telah selaras dengan arah pembangunan pemerintah provinsi maupun pusat.

“Potensi Blora sangat besar dan dinilai mampu menjadi daerah penopang industri serta ketahanan pangan nasional. Ini harus dikelola dengan baik dan melibatkan seluruh pihak,” tambahnya.

Di akhir penyampaian, Dasiran menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, pelaku usaha, dan media untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif serta pembangunan yang berkelanjutan.

“Kondusivitas menjadi kunci untuk mendorong investasi, stabilitas ekonomi, dan keberlanjutan program pembangunan,” pungkasnya. (***)

Posting Komentar

0 Komentar