BLORA – Peringatan Hari Guru Nasional tahun ini menjadi momentum strategis bagi dunia pendidikan, terutama karena berlangsung pada tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo, menegaskan bahwa momen ini sekaligus menguatkan komitmen untuk menghadirkan pembelajaran yang humanis serta meningkatkan kesejahteraan guru.
Dalam pelaksanaan upacara Hari Guru di Blora, Sunaryo menyampaikan bahwa sambutan Menteri Pendidikan Dasman menekankan pentingnya pembelajaran yang menyenangkan, tanpa intimidasi dan tekanan bagi peserta didik.
Ia menyebut bahwa arah kebijakan pendidikan kini mengusung konsep pembelajaran mendalam (deep learning) dengan tiga prinsip: mindful (penuh kesadaran), meaningful (bermakna), dan joyful (menggembirakan).
“Mindful artinya pembelajaran harus disengaja dan terarah. Meaningful memastikan proses belajar memiliki kebermaknaan bagi anak. Sedangkan joyful adalah bagaimana proses belajar menjadi menyenangkan, tidak menakutkan,” ujar Sunaryo, Selasa (25/11/2025).
Selain itu, ia menyebut bahwa pemerintah pusat tahun ini menyiapkan beasiswa peningkatan kualifikasi pendidikan bagi guru yang belum mencapai jenjang D3 atau S1.
Langkah tersebut dilengkapi dengan program peningkatan kesejahteraan, termasuk dukungan bagi guru bersertifikasi dan tambahan penghasilan bagi guru honorer.
Di Blora, peringatan Hari Guru dan HUT PGRI tahun ini digelar secara terpadu sebagai bentuk apresiasi sekaligus penguatan kolaborasi antara pemerintah daerah dan para pendidik.
Sunaryo menjelaskan bahwa penyatuan kegiatan tersebut diharapkan dapat menampilkan keharmonisan dan solidaritas di lingkungan pendidikan.
Momentum peringatan Hari Guru di Blora juga diwarnai kabar membanggakan. Bupati Blora, Arief Rohman, akan menerima Penghargaan Dwija Praja Nugraha dari Pengurus Besar PGRI.
Penghargaan tersebut diberikan kepada kepala daerah yang dinilai memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan dan kesejahteraan guru, setelah melalui verifikasi lapangan dan penilaian atas 17 indikator.
Sunaryo juga menyinggung adanya kebijakan baru tingkat nasional berupa kerja sama antara Kementerian Pendidikan dan Polri terkait penerapan restorative justice untuk kasus hukum yang melibatkan guru.
Meski demikian, ia menyebut implementasi teknisnya di daerah masih menunggu tindak lanjut dari pusat.
“Kami belum menerima tembusan resmi. Masih menunggu apakah nanti provinsi akan bekerja sama dengan Polda dan kabupaten dengan Polres,” jelasnya.
Sunaryo menutup dengan harapan agar seluruh sekolah di Blora dapat mengimplementasikan semangat Hari Guru tahun ini dengan meningkatkan kualitas pembelajaran dan menjaga lingkungan belajar yang aman, bermakna, dan menyenangkan bagi siswa. (***)




0 Komentar